Skip to main content

Apa itu Bregodo Keprajuritan Keraton?

Bregodo Keraton
Sejarah menyebutkan bahwa bregodo pada jaman dahulu berfungsi sebagai pasukan militer kerajaan dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing sesuai perintah raja. Namun sekarang bregodo keraton merupakan simbol adat dan budaya jawa khususnya Kasultanan Ngayogyakarta.

Bregodo berarti pasukan atau prajurit, sedangkan bregodo keraton merupakan pasukan atau prajurit dalam sebuah kerajaan (keraton). Ada berbagai macam bregodo sesuai tugas dan fungsinya. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang macam-macam bregodo sesuai tugan dan tanggung jawabnya, mari kita bahas bersama.

Prajurit-prajurit tersebut masih ada hingga saat ini. Bahkan di Yogyakarta beberapa wilayah diberi nama sesuai kesatuan prajurit tersebut dan dahulu dipergunakan sebagai basis atau asrama militer pasukan kraton. Berikut nama-nama kesatuan prajurit Kraton Yogyakarta yang tetap bertahan hingga saat ini.

Berdasar kepemilikan Bregodo dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu 'Bregodo Keraton, Bregodo Kepatihan, dan Bregodo Kadipaten Anom'

I. Bregodo Keraton

A. Prajurit Wirabraja/ Prajurit Terdepan

Nama Wirabraja berasal dari Bahasa Sansekerta, Wira berarti 'berani' dan Braja berarti 'tajam'. Wirabraja bermakna suatu prajurit yang sangat berani dalam melawan musuh dan tajam serta peka panca inderanya.
Panji Gula Klapa :
Tugas : Prajurit terdepan seperti tugas penjaga benteng pertahanan dan tugas sesuai perintah raja
Pemimpin : Manggala Yudha - Kommandhan Wadana Hageng Prajurit
Senjata : Tombak (Waos) Manggaran/ Catursara/ Crengkeng dan Senapan - Kanjeng Kiai Slamet dan Kanjeng Kiai Santri
Gendhing : Gendhing Dhayungan (untuk langkah cepat) dan Gendhing Reta Dhedhali (untuk langkah lambat)

B. Prajurit Dhaeng/ Prajurit Elit dan Gagah Berani

Nama Dhaeng berasal dari bahasa Makasar sebagai sebutan gelar bangsawan di Makasar. Secara filosofis Dhaeng bermakna prajurit elit yang gagah berani seperti prajurit Makasar pada waktu dahulu dalam melawan Belanda.

Menurut sejarah, prajurit Dhaeng adalah prajurit yang didatangkan dari Makassar. Mereka kemudian mengabdi dengan setia kepada Hamengku Buwono I dan Laskar Dhaeng kemudian oleh Hamengku Buwono I diganti menjadi Bregada Dhaeng.
Panji Bahningsari :

Tugas : Pengawalan tamu dan ditugaskan untuk acara penting keraton
Pemimpin : Manggala Yudha - Kommandhan Wadana Hageng Prajurit
Senjata : Tombak (waos) Kanjeng Kiai Jatimulya - Dhoyok
Gendhing : Gendhing Ondhal-Andhil (jalan cepat) dan Gendhing Kenaba (jalan lambat)


C. Prajurit Patangpuluh/ Prajurit Berani dan Tangguh

Nama Patangpuluh diberikan atas penghormatan kepada 40 prajurit yang sangat berani saat perang. Patangpuluh atau yang dalam bahasa Jawa merupakan bilangan empat puluh (40) tidak ada hubungannya dengan jumlah anggota bregada.
Panji Cakragora :

Tugas : Pasukan pilihan untuk tugas tertentu sesuai perintah raja
Pemimpin : Manggala Yudha - Kommandhan Wadana Hageng Prajurit
Senjata : Tombak (Waos) Kanjeng Kiai Trisula - Daramanggala/ Trisula Carangsoka
Gendhing : Gendhing Bulu-Bulu (Jalan cepat) dan Gendhing Mars Gendera (jalan lambat)

D. Prajurit Jagakarya/ Prajurit Penjaga Pemerintahan

Prajurit Jagakarya berasal kata jaga dan karya. Kata 'jaga' berasal bahasa Sansekerta berarti 'menjaga', sedangkan 'karya' dari bahasa Kawi berarti 'tugas’. Secara filosofis Jagakarya bermakna pasukan yang mengemban tugas selalu menjaga dan mengamankan jalannya pelaksanaan pemerintahan dalam kerajaan'.
Panji Papasan :

Tugas : Menjaga dan mengawal jalannya pemerintahan
Pemimpin : Manggala Yudha - Kommandhan Wadana Hageng Prajurit
Senjata : Tombak (Waos) Kanjeng Kiai Trisula - Daramanggala/ Trisula Carangsoka
Gendhing : Gendhing Tameng Madura (Jalan cepat) dan Gendhing Slahgendir (jalan lambat)

E. Prajurit Prawiratama/ Prajurit Pilihan dengan Kemampuan Lebih

Prawiratama berasal kata prawira dan tama. Kata 'prawira' berasal dari bahasa Kawi berarti 'berani, perwira', 'prajurit', sedangkan ‘tama’ atau ‘utama’ bahasa Sansekerta yang berarti 'utama, lebih'; dalam bahasa Kawi berarti 'ahli, pandai'. Secara filosofis Prawiratama bermakna pasukan yang pemberani dan pandai dalam setiap tindakan, selalu bijak walau dalam suasana perang.
Panji Geni Roga :

Tugas : Prajurit dengan tugas khusus karena kemampuannya
Pemimpin : Manggala Yudha - Kommandhan Wadana Hageng Prajurit
Senjata : Tombak (Waos) Kanjeng Kiai Trisula - Daramanggala/ Trisula Carangsoka
Gendhing : Gendhing Pandebrug (Jalan cepat) dan Gendhing Balang (jalan lambat)

F. Prajurit Nyutra

Nama Nyutra berasal kata dasar sutra. Kata sutra dalam bahasa Kawi berarti 'unggul' sedang dalam bahasa Jawa Baru berarti 'bahan kain yang halus'. Secara filosofis Nyutra bermakna pasukan yang halus seperti halusnya sutera yang menjaga mendampingi keamanan raja.

Jika dalam kemiliteran saat ini, prajurit Nyutra setara dengan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres). Prajurit Nyutra merupakan prajurit pengawal pribadi Sultan, tak heran jika keterampilan individu serta persenjataan kesatuan ini paling lengkap diantara bregada lainnya.

Dwaja atau panji Prajurit Nyutra adalah Podhang Ngingsep Sari dan Padma Sri Kresna. Podhang Ngingsep Sari untuk Prajurit Nyutra Merah, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar kuning, di tengahnya adalah lingkaran dengan warna merah. Padma Sri Kresna untuk Prajurit Nyutra Hitam berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar kuning, di tengahnya adalah lingkaran dengan warna hitam.
1. Panji Podhang Ngingsep Sari :

2. Panji Padma Sri Kresna :

Tugas : Mata-mata keraton
Pemimpin : Manggala Yudha - Kommandhan Wadana Hageng Prajurit
Senjata : Tombak (Waos) Kanjeng Kiai Trisula - Daramanggala/ Trisula Carangsoka, Tameng, Panah
Gendhing : Gendhing Surengprang (Jalan cepat) dan Gendhing Mbat-Mbat Penjalin/ Tamtama Balik (jalan lambat)

G. Prajurit Ketanggung/ Prajurit Pengawal Raja Saat Di luar Keraton

Nama Ketanggung berasal kata dasar ‘tanggung’ berarti 'beban berat’. Secara filosofis Ketanggung bermakna pasukan dengan tanggung jawab yang sangat berat.

Bendera Prajurit Ketanggung adalah Cakra Swandana, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam, di tengahnya adalah gambar bintang bersegi enam dengan warna putih. Cakra-swandana berasal dari bahasa Sansekerta ‘Cakra’, senjata berbentuk roda bergerigi dan kata Kawi ‘Swandana’ berarti kereta.
Panji Cakra Swandana :

Tugas : Pengawal raja saat kunjungan luar keraton
Pemimpin : Manggala Yudha - Kommandhan Wadana Hageng Prajurit
Senjata : Tombak (Waos) Kanjeng Kiai Nenggala - Nenggala, dan Senapan
Gendhing : Gendhing Lintrikmas/Ricikanmas/Pragolamilir (Jalan cepat) dan Gendhing Harjunamangsah dan Bimakurda (jalan lambat)

H. Prajurit Mantrijero/ Prajurit Pengawal Saat Upacara Adat

Nama Mantrijero berasal dari Bahasa Sansekerta, ‘Mantri’ berarti juru bicara dan ‘Jero’ berarti dalam. Secara harfiah kata Mantrijero berarti pasukan yang mempunyai wewenang ikut ambil bagian dalam memutuskan segala sesuatu hal dalam lingkungan Kraton.

Klebet Prajurit Mantrijero adalah Purnamasidhi, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam, di tengahnya adalah lingkaran dengan warna putih. Purnamasidhi berasal dari kata Sansekerta, yaitu ‘Purnama’ berarti bulan penuh dan kata ‘Siddhi’ berarti 'sempurna'. Secara filosofis Purnamasidhi bermakna pasukan yang diharapkan selalu memberikan cahaya dalam kegelapan.
Panji Purnamasidhi :

Tugas : Tugas perang gerilya
Pemimpin : Manggala Yudha - Kommandhan Wadana Hageng Prajurit
Senjata : Tombak (Waos) Kanjeng Kiai Cakra
Gendhing : Gendhing Plangkenan/Mars Setok (Jalan cepat) dan Gendhing Slagunder/ Restopelen (jalan lambat)

II. Bregodo Kepatihan

I. Prajurit Bugis/ Prajurit Pengawal Gunungan 

Nama Bugis berasal kata bahasa Bugis. Secara filosofis Prajurit Bugis bermakna pasukan yang kuat, seperti sejarah awal mula yang berasal dari Bugis, Sulawesi.

Dwaja Prajurit Bugis adalah Wulan Dadari, berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar hitam, di tengahnya adalah lingkaran dengan warna kuning emas. Wulan Dadari berasal dari kata ‘Wulan’ berarti bulan dan ‘Dadari’ berarti mekar. Secara filosofis bermakna pasukan yang diharapkan selalu memberikan penerangan dalam kegelapan, ibarat berfungsi seperti munculnya bulan dalam malam yang gelap yang menggantikan fungsi matahari.
Panji Wulan Dadari :

Tugas : Penjaga Harta Kerajaan (Pengarak Gunungan)
Pemimpin : Wedana
Senjata : Tombak (Waos) - Kanjeng Kiai Trisula - Trisula
Gendhing : Gendhing Sandung Liwung

III. Bregodo Kadipaten Anom

J. Prajurit Surakarsa / Prajurit Pengawal Putra Mahkota

Nama Surakarsa berasal dari kata ‘Sura’ berarti berani dan ‘Karsa’ berarti kehendak. Jika diartikan dalam Bahasa Sansekerta, Surakarsa berarti bermakna pasukan yang pemberani dengan tujuan selalu menjaga keselamatan putra mahkota.
Panji Pareanom:


Tugas : Menjaga Keselamatan Putra Mahkota - Mengawal gunungan Grebeg
Pemimpin : Wedana
Senjata : Tombak (waos) - Kanjeng Kiai Nenggala - Banyak Angrem
Gending : Gendhing Plangkenan

Dari berbagai bregodo tersebut di atas, Bregodo Dadap Serep berkiblat pada Prajurit Surakarsa

https://news.okezone.com/read/2016/07/01/510/1430406/mengenal-istilah-bregada-kraton-yogyakarta
https://lembahsungaibedog.blogspot.com/2014/01/kesatuan-prajurit-keraton-kasultanan.html
https://2jogja.com/blogs/mengenal-bregada-kraton-yogya/
https://www.kotajogja.com/922/wisata-kampung-bregada-kraton/
http://yogyakarta.saturnus.web.id/id3/1788-1678/Prajurit-Kraton_55784_yogyakarta-saturnus.html
https://www.kratonjogja.id/prajurit/2/bregada-prajurit-keraton-yogyakarta
http://digilib.isi.ac.id/598/26/Jurnalwordpdf.pdf

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Keris Gaya Yogyakarta

Mari mengenal lebih banyak perbedaan antara keris Jogja dan keris Solo. Sebagian besar masyarakat tidak bisa membedakan antara keris gaya Yogyakarta/Jogja dengan keris gaya Surakarta/Solo. Bukan untuk mengetahui mana yang terbaik tapi agar kita tahu lebih dalam tentang peralatan wajib ini. Keris dapat kita miliki dengan mudah baik itu gaya solo maupun gaya jogja. Untuk keperluan perlengkapan, bregodo Dadap Serep menggunakan gaya Yogyakarta/Jogja. Namun ada bergodo yang menggunakan gaya Surakarta/Solo. Semua kembali pada minat anggotanya. Ada dua jenis keris yaitu keris bragah dan keris gayaman. Berikut ini ulasan kami tentang perbedaan keris kedua gaya tersebut. 1. Tipe Bragah Gaya Yogyakarta/Jogja Gaya Surakarta/Solo 2. Jenis Gayaman Keris Gayaman Gaya Yogyakarta/Jogja Keris Gayaman Gaya Surakarta/Solo Sumber : Galeri Omah Nara

Merti Dusun Ngetal 2018

Hari : Ahad Pon Tanggal : 26 Agustus 2018 Tempat : Dusun Ngetal, Desa Margoagung, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman Lokasi Kirab : Rumah Kepala Desa Margoagung, Seyegan, Sleman Peserta : 6 Bregodo, 5 Gerobak Sapi, 6 Gunungan, 1 Grup Pengiring Kebudayaan Badui